Saturday, March 12, 2011

Kisah Pada Zaman Rasulullah

Akhirnya… Apakah Engkau Tidak Malu....

Sebelum mimbar dibangun, Nabi saw. Berkhutbah dimasjid disamping sebatang pohon agar para sahabat bisa melihat. Beliau berdiri dengan memegang batang pohon tersebut. Ketika mimbar telah dibangun, Nabi saw. meninggalkan batang pohon tadi, dan berdiri di atas mimbar itu. (Ini adalah salah satu dari sedikit hadis yang diriwayatkan oleh hampir seluruh sahabat, karena mereka semua mendengarnya). Mereka berkata, “Kami mendengar suara rintihan batang pohon tersebut karena sedih ditinggalkan oleh Nabi saw. Lalu kami lihat beliau turun dari mimbar dan kembali ke batang pohon itu. Beliau mengusapnya seraya berkata, ‘Apakah engkau tidak rela dikubur di sini dan bersamaku di surga?”. Maka, batang pohon itu pun menjadi tenang. Tidakkah engkau kalah oleh batang pohon tersebut ? Batang pohon tersebut menangis karena sedih berpisah dengan Nabi saw. Batang pohon tersebut bisa berbicara. Batang pohon tersebut dapat merasakan manisnya mencintai Nabi saw.


Carilah Sebuah Kalung Untukmu ! Ia Akan Menjadi Saksi Bagimu....

Saat pendudukan Khaibar, jumlah wanita yang ikut sekitar dua puluh orang. Di antara mereka ada seorang gadis kecil. Nabi saw. Berkata padanya, “Kemari. Naiklah di belakangku!” (Jaraknya kira-kira 20 km). Diceritakan bahwa saat Nabi saw. ingin istirahat, beliau turun dari atas untanya lalu menderumkannya seraya berkata, “Ulurkan tanganmu!” Beliau pun menurunkan gadis tersebut. Gadis itu kemudian bercerita, “Ketika perang telah usai dan kaum muslimin mendapat kemenangan, aku melihat Rasul saw. sedang membagikan barang rampasan perang. Beliau melihat kepada orang-orang dan melihatku. Maka, beliau memanggilku, “Kemari !” Aku segera mendatanginya. Lalu beliau mengeluarkan sebuah kalung dan berkata, “Pakailah !” Sebetulnya aku hendak mengambilnya dari Nabi saw. untuk kupakai sendiri. Namun, beliau menolak, “Tidak, biar aku yang memakaikan.” Gadis itu melanjutkan, “Beliau mengalungkan sendiri di leherku. Dan sejak saat itu, demi Allah, kalung tersebut tidak pernah terpisah dari leherku. Bahkan aku telah berpesan agar ia ikut dikubur bersamaku sehingga pada hari kiamat nanti aku bisa menemui beliau dan berkata, “Kalung itu, ya Rasulullah.”

Tampaknya engkau mengeluarkan air mata karena terharu. Namun, perhatikan sikap tawaduk yang diperlihatkan Nabi saw. dalam bergaul dengan manusia bahkan dengan semua manusia. Carilah sebuah kalung untukmu ! Lalu pada hari kiamat nanti engkau bisa menemui Rasulullah seraya berkata, “Ya Rasulullah, semenjak mendengarnya, alhamdulillah aku menjadi orang yang tawaduk.”

No comments:

Post a Comment